Guru Dari Kampung Seberang
Pernah sekali kau titiskan airmata
menongkah arus gelombang harmoni
lantas kau terpenjara
Ketika itu disisimu hanyalah airmata ibu
bersama kesepian dan kesedihan yang memilukan
yang menjalar pada setiap urat nadi halusmu
lantaran dendangan waktu yang celaru
mata redupmu
membayangkan kesiksaan aduhai kesiksaan
ibarat jatuhnya embun pagi pada hamparan tanah kontang
hilang bersama rongga-rongga tanah kering
Hari ini
aku mendoakan kau guruku
guru kampung seberang
dengan suntikan semangat kesedaran
disaluti kilauan permata dan kegemilangan
tatkala kau semakin matang diri
dalam dunia guru abadi
Semoga kau guruku
menjadi seorang pelukis
melakarkan garis-garis perasaan
pada helaian putih bersih kertas cita-cita
mewarnakan ilmu dengan berus pengalaman
agar terpamer lukisan kehidupan
sksm
2.50 petang
Saturday, July 26, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment